BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bel
listrik adalah suatu alat yang mampu menghasilkan suara dari adanya perubahan
energi listrik menjadi magnet (yang nantinya menimbulkan energi gerak yang
berfungsi sebagai sumber pelaku timbulnya suara). Bel listrik telah banyak
dimanfaatkan manusia seperti yang digunakan sebagai bel rumah, bel sekolah,
sebagai alaram, sirene mobil, dan macam-camam manfaat lainnya. Prinsip kerja
bel listrik juga berkaitan dengan kemagnetan, dimana sifat kemagnetan yang
dihasilkan adalah sementara karena bergantung pada energi listrik yang
dihasilkan.
Medan magnet mempunyai kekuatan untuk
menarik atau menolak benda yang mempunyai sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan
bahan sering diukur oleh mudah tidaknya suatu bahan dipengaruhi oleh medan
magnet. Medan magnet ini muncul pada suatu konduktor yang dialiri arus. Arus
yang berubah terhadap waktu akan menimbulkan medan magnet yang berubah terhadap
waktu dan menimbulkan medan listrik induksi. Jadi sifat kemagnetan dan
kelistrikan dan terjadi bolak balik sebagai penyebab dan akibat, dan sering
dinamakan sebagai medan elektromagnet. Penerapan medan magnet dan medan
elektromagnet sudah sangat banyak dalam berbagai bidang, misalnya bidang
kedokteran, permesinan, alat transportasi, komunikasi dan hardware komputer.
Bel listrik merupakan salah satu alat yang
juga memanfaatkan sifat kemagnetan. Dalam perkembangannya dari tahun ke tahun
pembuatan bel listrik terus mengalami perubahan. Pada awalnya bel listrik telah
dibuat sejak tahun 1600, dimana alat dan bahan yang digunakan masih sangat
sederhana. Lewat pemikiran-pemikiran baru dari berbagai para ahli, maka
komponen bel listrik menjadi semakin kompleks dan menghasilkan bunyi-bunyi yang
lebih bervariasi.
Pada Laporan ini, akan dibahas cara pembuatan
dan kerja bel listrik yang memanfaatkan sifat kemagnetan induksi dengan sumber
energi adalah adaptor dan membahas mengenai konsep yang bekerja pada bel
listrik serta pemanfaatannya.
B. Rumusan Masalah
Beberapa
permasalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah;
1. Bagaimanakah
cara pembuatan bel listrik?
2. Bagaimanakah
prinsip kerja bel listrik?
3.
Pelajaran kelas berapa dan apa Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar dan Indikator yang bersangkutan dengan alat peraga ini (bel listrik) ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah;
1. Untuk
mengetahui pembuatan bel listrik.
2. Untuk
mengetahui prinsip kerja bel listrik.
3. Untuk mengetaui keterkaitan
alat peraga bel listrik dipelajari di kelas berapa dan apa Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar dan Indikatornya.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Teori Yang Mendukung
Magnet
adalah suatu benda yang secara alami dapat menarik benda-benda lain yang
terbuat dari bahan logam. Tidak semua bahan dapat ditarik oleh magnet, dimana
bahan tersebut dapat digolongkan menjadi bahan paramagnetik, diamagnetik dan
feromagnatik. Bahan-bahan feromagnetik terutama besi dan unsur-unsur transisi
lainnya, sangat memperbesar medan magnet. Bahan-bahan yang lain hanya sedikit
mempengaruhi medan magnet. Bahan feromagnetik mengandung domain-domain, atau
wilayah-wilayah dengan atom yang sejajar, yang bekerja sebagai magnet-magnet
batang yang kecil. Ketika domain-domain dalam sebuah benda disejajarkan satu
sama lain, benda tersebut menjadi sebuh magnet. Penjajaran domain-domain dalam
magnet permanen tidak mudah terganggu.
Sebagian
besar bahan hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap suatu medan magnet yang
tetap. Untuk mengetahui
fenomena ini lebih lanjut, perhatikan sebuah solenoid yang sangat panjang atau
toroida yang diletakkan dalam ruang vakum. Dengan arus yang tetap dalam
kumparan, medan magnet pada titik tertentu didalam solenoida atau toroida
adalah Bo, dimana subskrip o menunjukkan vakum. Jika inti solenoid diisi dengan
suatu bahan, medan pada titik tersebut akan berubah menjadi suatu nilai B baru.
Magnet
dapat memiliki dua atau lebih kutub, meskipun magnet harus memiliki setidaknya
satu kutub utara dan satu kutup selatan. Kutub-kutub magnet dari jenis yang
sama (utara atau selatan) tolak menolak satu sama lain, sementara kutub yang
berbeda tarik-menarik satu sama lain.
Daerah
disekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet disebut medan magnet,
dimana daerah medan magnet tersebut dapat digambarkan dengan garis-garis yang
sejajar dan tidak saling berpotongan. Semakin jauh dari sumber magnet, maka
garis-garis medan magnet akan semakin jauh yang berarti kekuatan magnet juga
semakin berkurang. Medan magnet pada suatu titik dinyatakan sebagai suatu
vektor
yang dahulu disebut
induksi magnetik, atau rapat fluks magnetik, dan biasanya hanya dikenal sebagai
medan magnet.
a.
Sumber
Magnet
Dua jenis magnet
yaitu magnet permanen atau alami dan magnet buatan yang memiliki sifat
kemagnetan hanya sementara. Magnet alami dapat ditemukan di alam yaitu berupa
batu magnet dan juga magnet bumi yang merupakan magnet terbesar. Sedangkan
magnet buatan adalah magnet yang sengaja dibuat manusia untuk keperluan
tertentu. Salah satu cara pembuatan magnet yang biasa yang lakukan adalah
magnet induksi atau pembuatan magnet dengan memanfaatkan arus listrik.
Pada prinsipnya jika
sebuah kumparan dialiri arus listrik, maka daerah disekitar kumparan tersebut
memiliki medan magnet. Medan magnet dihasilan oleh muatan yang bergerak, dan
tentu saja itu termasuk arus listrik. Arah medan magnet dari suatu kawat yang
mengalirkan arus listrik dapat ditentukan dengan menggunakan aturan tangan
kanan. Yaitu dengan cara menggenggam kawat, dimana ibu jari menyatakan arah
arus, dan empat jari lain menyatakan arah medan magnet. Aturan yang sama dapat
digunakan untuk menentukan arah medan magnet untuk kawat melingkar berarus.
Gambar 1 Aturan Tangan Kanan untuk Mencari Arah Medan Magnet.
Pada sebuah kawat melingkar dengan
jari-jari a dan N lilitan yang dialiri arus maka besarnya induksi magnet pada
pusat lingkaran adalah
dengan
:
Bp =
induksi magnet di titik P (wb/m2)
i
= kuat arus listrik (A)
a
=
jarak titik P ke kawat (m)
μ0
= permiabilitas hampa (4Ï€.10-7
wb/Am)
b.
Aplikasi
Gaya Magnet pada Bel Listrik
Elektromagnetisme digunakan pada banyak aplikasi
praktis dari motor dan generator sampai menghasilkan medan magnet besar untuk
riset. Bel
listrik adalah suatu alat yang mampu menghasilkan suara dari adanya perubahan
energi listrik menjadi magnet (yang nantinya menimbulkan energi gerak yang
berfungsi sebagai sumber pelaku timbulnya suara). Bel listrik yang dibuat dalam
percobaan ini, memiliki dua bagian utama yaitu; sebuah besi yang dililiti
kumparan, dan sebuah sumber bunyi (digunakan bel/lonceng sepeda). Ketika arus
listrik dialirkan pada kumparan, maka besi akan bersifat magnet sehingga dapat
menarik sebuah besi lain (pemukul), dan pemukul tersebut akan memukul bel
sehingga terjadilah bunyi.
Magnet induksi
yang dihasilkan sangat bergantung pada kuat arus (i), dan juga jumlah lilitan
(N). Beberapa faktor yang juga mempengaruhi kuat medan magnet yang dihasilkan
adalah jenis kawat yang digunakan sebagai solenoida dan bahan logam yang
dililitkan kumparan.
B. Keterkaitan Materi
Alat peraga ini
berkaitan dengan konsep Induksi Magnet
yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas
Kelas XII semester 1.
C. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami
dan menerapkan pengetahuan faktual,konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah,
menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
D. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Materi
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Medan
Magnetik
· Fluks Magnetik
· Induksi Magnetik
· Gaya Magnetik
|
·
Menganalisis induksi magnet dan
gaya magnetik pada berbagai produk teknologi.
·
Melaksanakan pengamatan induksi
magnet dan gaya magnetik di sekitar kawat berarus listrik
|
·
Memformulasikan konsep induksi Elektromagnetik
·
Menerapkan konsep induksi elektromagnetik
pada teknologi (misalnya generator dan transformator)
·
Memformulasikan konsep arus
induksidan ggl induksi
·
Memformulasikan konsep arus dan tegangan
bolak-balikMendeskripsikan induksi magnetik sekitar kawat
berarus
· Mendeskripsikan
gaya magnetik pada kawat berarus dan muatan bergerak
· Menerapkan
prinsip induksi magnetik dan gaya
magnetik dalam teknologi seperti pada
bel listrik atau motor listrik
|
E.
Lembar
Kerja Siswa
Nama
Kel ........................................................Tanggal:
........................ Kelas :
LEMBAR
KERJA SISWA
BEL LISTRIK
(ELEKTROMAGNETIK)
A. Kompetensi Inti
KI 3 :
Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual,konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
B.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar No 3.1 Menganalisis Elektromagnetik yang bekerja Pada Bel Listrik
C.
Tujuan
Untuk mengetahui pembuatan bel listrik dan mengetahui
konsep yang berada pada bel listrik
D.
Alat
dan Bahan
Alat
:
1.
Satu lembar papan kayu (ukuran 30x20
cm dengan ketebalan sekitar 0.5-1 cm).
2.
kawat tembaga 1 utas/tanpa
penyambungan (berdiameter 1 mm, panjang 6 m).
3.
Kertas Karton warna Hitam ukuran
30x20 cm
4.
1 buah saklar/peyambung dan pemutus
arus .
5.
Satu buah baterai 9 volt atau
adaptor yang memiliki rentang tegangan 9-18 volt. (saya menggunakan adaptor
bekas memiliki tegangan 16 volt)
6.
Dua batang baud panjang sekitar 5 cm
dan ukuran 8.
7.
10-15 sekrup kecil atau paku kecil(paku
triplek). Jumlah dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau desain yg telah
dibuat.
8.
Pelat besi yang dibuat menyiku 90
dejarat. Tebal pelat sekitar 1 mm.
9.
Satu sekrup 1 inci beserta bautnya.
10.
Satu sekrup berukuran 1,5 inci.
11.
Satu buah bel atau lonceng.
12.
Satu buah pegas (bekas pegas pensil)
13.
Satu pelat baja tipis ukuran 1x7 cm
(bisa dari cutter bekas yang sudah ditumpulkan bagian mata pisaunya).
14.
Paku kecil 16 Buah
15.
Kayu dengan Ukuran pxlxt =5x5x1
Sedangkan alat yang dibutuhkan dalam
pembuatan bel yaitu:
1.
Tang (bisa tang lancip atau tumpul).
2.
Palu.
3.
Obeng minus dan plus ukuran kecil.
4.
pisau kecil/pisau lipat.
5.
gunting tumpul (gunting bekas).
6.
solder beserta kawat timahnya.
7.
Bor listrik
8.
mistar dan pensil.
E.
Dasar Teori
Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet
dengan menggunakan arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada motor
listrik, speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya
meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya
magnet melingkar, lihat gambar 1. Sedangkan gambar visual garis gaya magnet
didapatkan dari serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran
listrik, seperti telah dijelaskan pada artikel sebelumnya “prinsip
kemagnetan”. Sebatang kawat
pada posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, maka arus menuju
keatas arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung
berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak
oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang
didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah garis
gaya sekitar kawat melingkar. Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai
arah putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 1831-1879). arah arus kedepan
(meninggalkan kita) maka arah medan magnet searah putaran sekrup kekanan.
Sedangkan bila arah arus kebelakang (menuju kita) maka arah medan
magnet adalah kekiri.
Elektromagnet pada
Belitan Kawat Jika
sebuah kawat penghantar berbentuk bulat dialiri arus listrik I sesuai arah
panah, maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya secara
gabungan membentuk kutub utara dan kutub selatan. Makin besar arus listrik yang
melewati kawat, maka akan semakin kuat medan
elektromagnetik yang ditimbulkannya.
F.
Langkah
Kerja
1.
Rangkaikan alat seperti pada gambar berikut.
Rangkaikan alat seperti pada gambar berikut.
2.
Sambungkan adaptor ke sumber listrik lalu sambungkan
adaptor ke baud penerima arus di papan bel listrik menggunakan penjepit buaya,
apa yang akan terjadi ?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
3.
Ulangi langkah
2, tetapi jarak interuptor
diganti-ganti lebih renggang atau lebih rapat lalu buat kesimpulan.
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
4.
Ganti-ganti ukuran tegangan dari supply 9 volt-16 volt
dan kemukakan kesimpulannya ?
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
5.
Ulangi percobaan
seperti kegiatan (1), (2), tetapi menggunakan kumaparan yang mengandung jumlah
lilitan yang lebih banyak.
G. Analisis
1. Bagaimana reaksi alat tersebut (bel listrik) setelah
disambungkan dengan sumber arus listrik ?
2. Apa yang
mempengaruhi geraknya lepengan besi/ pemukul bel ?
_____________________________________________________________
3. Mengapa
terjadi gaya tarik antar baud udah dililit kawat email dengan besi/ pemukul bel
?
_____________________________________________________________
H. Kesimpulan
1. Berdasarkan
analisis, apa yang dapat kamu simpulkan?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Faktor-faktor
apa yang menyebabkan timbul medan magnet pada baud yang ada kumparannya ?
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
BAB III
TENTANG ALAT
A.
Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk
mengkonstruksi bel ini pun berasal dari barang-barang bekas yang mudah ditemui
disekitar kita.
Besarnya energi listrik yang
diperlukan adalah berkisar dari 9 sampai dengan 18 volt. Jika energi listrik
yang diberikan terlalu kecil maka bel listrik tersebut tidak dapat bekerja
secara optimal atau bahkan tidak bekerja sama sekali.
Namun jika energi listrik yang
dialiri terlalu besar maka akan sangat berbahaya dan yang jelas bel listrik
tersebut akan terbakar karena timbul energi panas yang berlebih. Untuk hal ini
sangat tidak dianjurkan
Adappun alat dan
bahan yang saya gunakan untuk membuat Bel Listrik adalah
16.
Satu lembar papan kayu (ukuran 30x20
cm dengan ketebalan sekitar 0.5 cm).
17.
kawat tembaga 1 utas/tanpa
penyambungan (berdiameter 1 mm, panjang 6 m).
18.
Kertas Karton warna Hitam ukuran
30x20 cm
19.
1 buah saklar/peyambung dan pemutus
arus .
20.
Satu buah baterai 9 volt atau
adaptor yang memiliki rentang tegangan 9-18 volt. (saya menggunakan adaptor
bekas memiliki tegangan 16 volt)
21.
Dua batang baud panjang sekitar 5 cm
dan ukuran 8.
22.
10-15 baud kecil.
23.
Pelat besi yang dibuat menyiku 90
dejarat. Tebal pelat sekitar 1 mm.
24.
Satu buah bel atau lonceng.
25.
Satu buah pegas (bekas pegas pensil)
26.
Satu pelat baja tipis ukuran 1x7 cm
(bisa dari cutter bekas yang sudah ditumpulkan bagian mata pisaunya).
27.
Paku kecil 16 Buah
28.
Kayu dengan Ukuran pxlxt =5x5x1
Sedangkan
alat yang dibutuhkan dalam pembuatan bel yaitu:
9.
Tang
10.
Palu.
11.
Obeng minus dan plus ukuran kecil.
12.
pisau kecil
13.
gunting tumpul
14.
solder beserta kawat timahnya.
15.
Bor listrik
16.
mistar dan pensil.
B.
Prosedur Pembuatan
1.
siapkan Bahan-bahan dan alat-alat yang telah
disebutkan diatas.
2.
Potong papan yang tebalnya sekitar 0,5 – 1 cm dengan
ukurabn 30x25 cm menggunakan gergaji
3.
Lapisi papan yang telah dipotong dengan karton atau
bias dengan yang lainnya, tujuannya untuk meningkatkan nilai estetikanya.
4.
Berikan lubang-lubang kecil pada papan untuk
menempatkan baud-baud agar rapih menggunakan bor listrik.
5.
Buat Dudukan dengan
membentuk sudut 90o menggunakan lempengan besi dengan ketebalan
sekitar 1-2 mm. lihat gambar
6.
Pasang baud sebagai interuptor (penyambung/ pemutus
arus listrik yang mengalir)
7.
Mengenai
kumparan yang nantinya berfungsi sebagai sumber medan magnet. Kumparan dibuat
dengan cara melilitkan kawat tembaga pada baud dengan panjang 6 cm yang ukurannya 8 mm yang
ditempatkan pada dudukan yang kuat berbahan dari baja.
Banyaknya lilitan tergantung kebutuhan. Jika ingin menghasilkan medan magnet
yang kuat namun membutuhkan energi listrik yang sedikit lebih, makan lilitan
dibuat lebih banyak. Ringkasnya, jumlah lilitan minimal untuk sumber tegangan
9-18 volt dengan bahan kawat tembaga berdiameter 0,5 mm pada baud adalah 200 lilitan.
8.
Sambungkan kabel-kabel agar saling terhubung.
9.
Kabel disambungkan dibagian bawah papan agar terlihat
rapih
10.
Sambungkan capit buaya pada kabel adaptor yang
selanjutkan akan digunakan untuk menyambungkan arus dari supply ke bel listrik.
11.
Bel siap digunakan
Untuk lebih
jelasnya lihat gambar
C.
Prosedur Penggunaan
Ketika power supply (adaptor) dihubungkan ke ke baud penerima
arus listrik menggunakan penjepit buaya. kemudian saklar ditekan
(dalam keadaan on) hingga menutup rangkaian yang sebelumnya telah di hubungkan
ke sumber arus listrik (baterai atau adaptor), arus listrik mengalir dari
sumber arus listrik menuju interuptor (sekrup pada batang kayu) melalui kawat
tembaga. Kemudian arus dilanjutkan menuju ke lempengan baja dan selanjutnya
menuju ke kumparan (baud
yang dililitkan kawat tembaga).
Adanya
arus listrik yang mengalir melalui kumparan mengakibatkan baud berubah menjadi magnet dan menarik
lempengan logam/besi tipis yang dilekatkan pada lempengan baja. Pada lempengan
logam/besi ini kemudian dilekatkan dengan kawat yang berfungsi sebagai pemukul
bel. Tertariknya lempengan logam beserta lempengan baja mengakibatkan kawat
pemukul bergetar dan memukul bel/lonceng hingga berbunyi.
Pada
saat yang sama hubungan lempengan baja dengan interuptor terputus sehingga arus
listrik berhenti mengalir. Berhentinya arus listrik itu menyebabkan paku
kumparan kehilangan sifat magnetnya. Akibatnya lempengan baja kembali ke posisi
semula. Lempengan baja kembali terhubung dengan interuptor dan arus listrik
kembali mengalir, sifat magnet pada kumparan muncul kembali. Begitu seterusnya
hingga saklar dimatikan (dalam keadaan off).
D.
Analisis Data
Dari hasil
percobaan yang dilakukan pada alat bel listrik (Elektromagnetik) yang saya
dapatkan medan magnet akan dihasilkan oleh arus yang mengalir pada kawat email
yang dililitkan pada batang besi. Pada bel listrik besi yang digunakan pada
elektromagnetik mendapatkan dan kehilangan kemagnetannya cukup cepat Karen
terputus dan terhubungnya arus listrik melalui interuptor secara cepat.
Pergerakan besi yang ditarik oleh magnet buatan mengakibatkan menghasilkan
energy gerak dan kemudian menghasilkan bunyi karena terjadi tumbukan antara
besi dan bel/ lonceng.
Kecil dan
besarnya medan magnet dipengaruhi oleh arus listrik yang mengalir pada kawat
email dan dipengaruhi juga oleh bayaknya lilitan yang meliliti batang besi. Semakin
tinggi tegangan yang diberikan oleh daya listrik maka akan semakin kuat medan
magnetnya.
Kelebihan alat
ini yaitu dapat dibuat dari bahan-bahan bekas tidak memerlukan banyak biaya
yang dikeluarkan untuk memebuatnya dan sederhana cara membuatnya tidak
membutuhkan waktu yang lama. Penerapan alat ini juga dapat bermanfaat jika
dikembangkan lagi untuk pengaplikasiannya.
Kekurangan alat
ini yaitu memerlukan sumber listrik yang cukup tinggi agar dapat berjalan
dengan baik. Alat yang saya buat ini
cukup berbahaya karena sambungan antara iteruptor dengan besi menghasilkan
percikan api jika didekatkan dengan bahan yang mudah terbakar (bensin dsb) sangat
berbahaya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Beberap
kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah;
Proses pembuatan
bel listrik dapat digunakan alat dan bahan sederhana yang dapat ditemukan di
lingkungan seitar kita. Beberapa komponen penting yang perlu disiapkan adalah
baterai, kawat kumparan dan bel atau lonceng.
Prinsip
kerja bel listrik adalah ketika saklar ditekan, arus listrik mengalir dari
sumber arus listrik menuju kumparan (paku yang dililitkan kawat tembaga).
Adanya arus listrik yang mengalir melalui kumparan mengakibatkan paku berubah
menjadi magnet dan menarik lempengan logam/besi tipis. Pada lempengan
logam/besi ini kemudian dilekatkan dengan kawat yang berfungsi sebagai pemukul
bel. Tertariknya lempengan logam beserta lempengan baja mengakibatkan kawat
pemukul bergetar dan memukul bel/lonceng hingga berbunyi.
Konsep yang berhubungan dengan bel listrik adalah
elektromagnetik. Elektromagnetik dipelajari di Sekolah Menengah Atas kelas XII
semester. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator materinya mengenai
Induksi Magnetik, gaya magnet, dan fluks magnet.
B.
Saran
Dengan adanya
laporan akhir ini, saya ingin menyampaikan beberapa saran agar para praktikan
dalam melakukan percobaan ini harus memperhatikan ketelitian terhadap cara
kerja dan prosedur penggunaan alat.
Para praktikan harus cermat dan teliti dalam melakukan
prakikum menggunakan alat ini.
Karena ketelitian dan kehati-hatianlah yang menentukan
hasil yang sesuai dengan data yang kita peroleh, dan sebaiknya untuk para
praktikan menggunakan alat yang masih bagus. Karena kelayakan alat sangat
menentukan dalam praktikan ini.
Ketika
bel bekerja, akan terjadi percikan bunga api kecil pada bagian bertemunya
interuptor dengan lempengan baja. Untuk hal ini tidak terlalu membahayakan
sebatas energi listrik yang diberikan tidak terlalu besar. Untuk pencegahan
terjadinya kebakaran, kiranya segera jauhkan dari bahan-bahan yang mudah
terbakar, seperti bensin, alkohol, dsb.
Selain itu juga
sebaiknya sebelum melakukan praktikum alat sudah disiapkan terlebih dahulu agar
tidak banyak waktu yang terbuang hanya untuk mempersiapkan alat.
Dari segi pembuatan butuh perbaikan lagi, karena
masih terdapat beberapa kekurangan dalam alat peraga ini.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, 2001, Fisika Edisi Kelima Jilid 2, Jakarta,
Erlangga
Murdaka, Bambang, 2010, Fisika
Dasar Listrik-Magnet-Optika-Fisika Modern, Yogyakarta, Andi Offset
Wikipedia.
(2010).Magnet.[Online] Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/Magnet. [Diakses 30 November 2014]
ConversionConversion EmoticonEmoticon